Pasal 2
Hak hak suami kewajiban Isteri
Bab 7
Allah SWT berfirman dalam
Quran Surat Annisa/4 : 34, Yang berbunyi
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ
اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي
الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ
سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“ kaum laki – laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian
yang lain (wanita) dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang sholihah adalah yang taat kepada Allah lagi
memelihara ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita yang kamu khawatirkan Nusyuznya (kemaluannya), maka
nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka ditempat tidur dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka menaatimu maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk meyusahkannya. “
Maksud dari
ayat tersebut adalah Laki-laki (suami) dijadikan sebagai penegak, penanggung
jawab, perawat dan pengurus untuk istrinya. Allah memberikan hak kepemimpinan
ini karena Allah memang memberikan kelebihan kepada mereka dan atas kewajiban
mereka untuk memberikan nafkah kepada Istri. Dan wanita yang shalihah adalah
wanita yang taat kepada Allah, yang bisa menjaga diri, kehormatan dan harta
suaminya tatkala suaminya pergi. Allah juga berfirman bahwasannya Wanita yang
baik hanya untuk laki-laki yang baik pula.
Dari kata
qowwam didalam ayat tersebut adalah menjelaskan bahwa Laki-laki adalah
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan mengatur isterinya. Menjaga disini
maksudnya mengayomi, menasihati, menafkahi, mendidik, meluruskan dan
mengajarkan isterinya pada jalan kebenaran. Dan menjaga kepentingan isterinya
di dunia maupun diakhirat.
Sesuai dengan firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا
Artinya :
“ Hai orang –
orang yang beriman! Perihalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... “ (QS.
Attahrim:6)
Dan sabda Rasulullah
SAW :
Artinya :
” Sebaik-baik
Wanita (Isteri) adalah seorang wanita yang apabila kamu pandang menyenangkan
dirimu, kalau kamu perintah mentaatimu, kalau kamu pergi ia menjaga harta dan
dirimu “
Maksud dari sabda rasulullah SAW
adalah ciri – ciri isteri yang shalehah. Karena isteri yang selalu membuat
senang suami yaitu isteri yang menyejukan mata suaminya, menjadi penawar hati,
penajam fikiran suaminya, selalu mematuhi apa yang diperintahkan oleh suaminya
dan apabila suaminya pergi maka ia akan menjaga harta suaminya dan juga akhlak
perilakunya dihadapan orang yang bukan muhrimnya.
Rasulullah SAW
bersabda :
“Barang siapa
bersabar terhadap perangai isterinya, maka Allah akan memberikan pahala
kepadanya seperti pahala yang diberikan pada Nabi Ayyub As. Barang siapa
bersabar (yakni Isteri) terhadap perangai suaminya, maka Allah akan memberikan
pahala seperti pahala yang diberikan Allah pada orang yang gugur dalam membela
agama Allah. Barang siapa (isteri) menganiaya suaminya dan memberi beban
pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan menyakitkan
hatinya, maka para Malaikat juru pemberi Rahmat (Malaikat Rahmat) dan Malaikat
juru siksa (malaikat azab) melaknatinya (yakni isteri). Barang siapa (isteri)
yang bersabar terhadap perbuatan suaminya yang menyakitkan, maka Allah akan
memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada Asiyah dan Maryam Binti
Imran. “
Maksud dari hadits Nabi SAW adalah
seorang suami yang bersabar atas akhlak buruk isterinya maka Allah akan
memberikan pahala kepadanya seperti apa yang Allah berikan kepada Nabi Ayyub. Karena Nabi Ayyub diuji
oleh Allah dengan berbagai musibah yaitu salah satunya ditinggalkan oleh Isteri
– Isterinya. Tetapi belaiu masih sabar menghadapi segala cobaan yang Allah
berikan kepadanya.
Kemudian apabila seorang isteri yang
sabar atas akhlak buruk suaminya maka Allah akan memberinya pahala seperti
pahala orang yang gugur di jalan dalam membela agama Allah, seperti seseorang
yang mati syahid, yang jaminannya adalah syurga dan Allah akan memberikan
pahala kepadanya seprti pahala yang Allah berikan kepada Siti Asiah, isteri
Firaun. Apabila Isteri menganiaya atau menyakiti hati suaminya maka Malaikat
pemberi Rahmat dan Malaikat Azab akan melaknatnya.
Bab 8
Rasulullah SAW
bersabda :
”Siapa saja
kaum wanita (istri) yang mati sedangkan suaminya meridhoinya, maka kelak ia
masuk surga. ” (Diriwayatkan Tirmizdi, Ibnu Majah, Hakim dari Ummu Salamah).
Maksud dari hadits tersebut adalah
jika seorang suami merelakan kepergian isterinya (ditinggal mati oleh isterinya)
dan dia meridhoinya maka isterinya akan masuk syurga bersama orang orang
sebelumnya, adalah isteri – isteri yang menaati perintah suaminya dan menjauhi
segala yang dilarangnya.
Rasululloh
S.A.W bersabda :
“Apabila
seorang Isteri menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa dibulannya,
pandai-pandai memelihara kemaluannya dan mentaati suaminya, kelak akan
dikatakan kepadanya:”Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang kamu
kehendaki. ”(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad)
Maksud hadits diatas adalah Shalat
fardu yang setiap hari lakukan. Berpuasa di bulan Ramadhan selain diwaktu Haid
dan diwaktu Nifas kalau yang masih Haid ( yang belum putus massa haid).
Memelihara kemaluannya dari siapapun itu kecuali berhubungan intim dengan
suaminya, juga mentaati suaminya atas apa yang diperintahkan dan dilarangnya.
Tersebut dalam suatu riwayat ada seorang perempuan datang menghadap
Nabi S.A.W seraya berkata :
“Wahai Rasulullah, aku ini utusan dari kaum wanita yang diminta
menghadapmu. Yaitu menanyakan masalah jihad yang hanya diwajibkan Allah kepada
kaum laki-laki. Kalau mereka terluka mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh,
mereka bahkan sebagai orang-orang yang hidup disisi Tuhannya seraya memperoleh
rizki. sedangkan kami dari golongan Wanita ini selalu setia mengikuti dan
membantu mereka menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Namun demikian
kenapa kami tidak memperoleh pahala berjihad seperti yang diberikan pada mereka
Rasulullah SAW Bersabda: ”SAMPAIKAN KEPADA SIAPA SAJA KAUM WANITA YANG KAMU
JUMPAI BAHWA, MENTATI SUAMI DENGAN MENGAKUI HAK-HAKNYA SESENGGUHNYA TELAH
MENYAMAI DENGAN PAHALA BERJIHAD. TETAPI SEDIKIT SEKALI DIANTARAMU MELAKSANAKANNYA.
” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar da Thabrani).
Maksud dari hadits
Rasulullah SAW tersebut adalah pahala seorang isteri yang selalu menyertai dan
mentaati suaminya sama seperti pahalanya seorang laki – laki yang sedang
berjihad dijalan Allah SWT. Meskipun sangat sedikit sekali yang melaksanakannya.
BAB 9
Firman
Allah SWT dalam QS. Annisa/4 : 32
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا
اكْتَسَبْنَ
Artinya
:
”Bagi
orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi mereka
wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan. “
Yang dimaksud
adalah pahala yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum lelaki karena
menunaikan jihad. Sedangkan pahala yang diberikan Allah kepada kaum wanita
adalah lantaran mereka memelihara kemaluannya dan mentaati Allah S.W.T serta
mentaati suaminya. Pahala kaum lelaki dan wanita di akhirat kelak kedudukannya
sama. Yang demikian karena, perbuatan baik itu dilipatgandakan pahalanya hingga
sepuluh kali lipat. Baik hal itu berlaku bagi kaum lelaki maupun wanita.
keutamaan kaum lelaki atas kaum wanita hanyalah sebatas masa di dunia. Demikian
menurut penafsiran Asy Syarbini didalam Tafsirnya.
Imam Ali RA mengatakan:”Seburuk-buruk sifat kaum lelaki namun sebaik-baik
sifat sifat kaum wanita, penakut. Sebab kaum wanita (Isteri) itu bakhil (pelit)
maka akan dapat memelihara hartanya dan
hartanya dan suami saja, kalau isteri (wanita) itu merasa besar maka perasaan
besarnya itu akan mencegah diri nya banyak bicara kepada setiap orang dengan
gaya bicara yang lunak, yang memungkinkan mengundang perhatian. kalau wanita
itu penakut dari segala sesuatu maka ia tidak akan keluar rumah dan merasa
takut ketempat-tempat yang dapat mengundang dugaan lantaran takut kepada
Suaminya. Nabi Dawud As mengatakan :”Isteri yang berakhlak buruk bagi seorang
suami, kalau dimisalkan adalah bagaikan orangtua renta yang memikul beban
berat. Sedang isteri yang sholihah bagi seorang suami bagaikan mahkota yang
dilapisi emas. Manakala suami memandangnya,maka membuat ketenangan. “
Maksud dari
perkataan Imam Ali RA adalah sifat – sifat buruk kaum laki – laki adalah sebaik – baiknya sifat
kaum wanita. Diantaranya :
·
Penakut,
karena jika laki – laki mempunyai sifat penakut maka ditakutkan laki – laki tidak
akan bisa menjaga isterinya. Dan apabila wanita tidak penakut maka ditakutkan
dia akan merasa sombong pada suaminya dan tidak akan takut melakukan dosa besar
yang dilaknat oleh Allah.
·
Pelit
(bakhil), karena jika wanita memiliki sifat bakhil maka wanita tersebut akan
menjaga hartanya dan harta suaminya. Dengan kata lain hemat terhadap hartanya
dan harta suaminya. Tidak akan membeli sesuatu yang tidak diperlukan,
memubadzirkan harta. Dan jika laki – laki bakhil maka kehidupan rumah tangganya
tidak akan harmonis. Karena masalah ekonomi adalah faktor utama dalam kehidupan
rumah tangga.
·
Banyak
bicara.
KEDUDUKAN KAUM ISTERI
Hendaknya suami
memberi pengertian kepada isterinya bahwa, sesungguhnya keberadaan isterinya
tidak lebih bagaikan hamba sahaya (budak) dimata tuannya. Atau bagaikan tawanan
yang tidak berdaya karena itu isteri tidak berhak mempergunakan harta-harta
suaminya kecuali memperoleh izinnya.
Maksudnya adalah semua tingkah laku
seorang isteri harus mendapatkan izin dari suaminya. Seperti yang telah dibahas
pada pembahasan yang sebelumnya bahwa ketika isteri ingin berpuasa maka dia
harus meminta izin kepada suaminya. Dan hanya boleh memakai harta suaminya jika
suaminya mengizinkannya. Karena izin seorang suami adalah jalan menuju surga
Allah.
Bahkan menurut
pendapat mayoritas Ulama bahwa, seorang isteri tidak boleh mempergunakan
hartanya juga sekalipun harta itu mutlak miliknya sendiri, kecuali telah
mendapat restu suami. Sebab kedudukan Isteri itu seperti orang yang menanggung
hutang banyak yang harus membatasi penggunaan hartanya.
Selain itu telah kewajiban bagi kaum isteri supaya memiliki sikap
pemalu terhadap suaminya sepanjang waktu. Tidak banyak membantah perkataan
suami. Merendahkan pandangannya di hadapan suami. Mentaati perintahperintahnya,
dan siap mendengarkan kata-kata yang diucapkan suaminya. Menyongsong kedatangan
suami dan mengantarkannya ketika hendak keluar rumah. Menampakkan rasa cinta
dan bergembira dihadapannya. Menyerahkan dirinya secara penuh di sisi suaminya
ketika di tempat tidur. Termasuk perkara penting yang perlu mendapat perhatian
kaum isteri adalah, hendaknya selalu memperhatikan kebersihan mulutnya, baik
dengan cara di gosok dalam berbagai waktu, menggunakan misik atau wewangian
lain. Membersihkan pakaian, selalu bersolek di hadapan suami sebaliknya tidak
berhias jika suami sedang pergi.
Al Ashmu‟i
menceritakan pengalamannya ketika berjalan-jalan di suatu dusun. Katanya, suatu
hari aku melihat seorang wanita di suatu desa. Ia berpakaian merah menyala,
semua semua kukunya dikenakan cat kuku dan tangannya menggenggam tasbih. Al
Ashmu‟i bergumam : Alangkah indahnya wanita itu, hampir tidak ada ke keindahan
yang melebihinya.
Setelah
mengetahui sapaanku, ia bersair : Demi Allah sesungguhnya aku mempunyai seorang
kawan yang akrab yang tidak dapat kutinggalkan sewaktu-waktu aku bercengkerama
bersama dirimu. Al Ashmu’i melanjutkan, “ sekarang aku tahu bahwa, wanita itu
ternyata seorang isteri yang solehah. Ia mempunyai suami dimana ia selalu
berhias untuk menyenangkan dirinya. Selanjutnya, seorang isteri hendaknya
menjauhkan diri dari sikap berkhianat terhadap suami. Baik berkhianat ketika
ditinggal suami, saat di tempat tidur atau berkhianat pada hartanya.
“LAA YAHILLU LAHAA AN TUTH‟IMA MIN BAITIHI ILLAA BIIDZNIHI ILLAA
ARROTHBA MINATHTHO‟AAMI ALLADZII YAKHOOPU FASAADUHU FAIN ATH‟AMAT „AN RIDHOOHU
KAANA LAHAA MITSLA AJRIHI WAIN ATH‟AMAT BIGHOIRI IDZNIHI KAANA LAHULAJRU WA‟ALAIHALWIZRU.
” (AL-HADITS) Artinya: ” Tidak dihalalkan bagi seorang isteri memberikan
makanan dari rumah suaminya kecuali mendapat izinnya. Kecuali berupa makanan
basah (yang kadar airnya tinggi)yang dikhawatirkan busuk. Kalau seorang isteri
memberi makanan tanpa memperoleh izin suaminya, maka suaminya yang mendapat
pahala dan ia sendiri mendapat dosa.
BAB 10
Ibnu Abas
mengatakan, Aku mendengar Rasululloh S.A.W bersabda :
“ LAU ANNA
IMROATAN JA‟ALAT LAILAHAA QIIYAAMAN WANAHAAROHAA SHIYAAMAN WA‟AAHAA ZAUJUHAA
ILAA FIROOSYIHI WA TAAKHKHOROT „ANHU SAA‟ATAN WAAHIDATAN JAAAT YAUMALQIAMATI
TUSHABU BISSALAASILI WALAGHLAALI MA‟ASYSYAYAATHIINI ILAA ASFALI SAAFILIINA”
(AL-HADITS)
Seandainya
seorang istri menjadikan seluruh waktu malamnya untuk beribadah dan siangnya
selalu berpuasa, sementara suaminya mengajak dia tidur bersama (yakni
bersetubuh) tetapi ia terlambat sebentar saja memenuhi panggilan (ajakannya),
maka kelak di hari kiamat ia datang dalam keadaan terantai dan terbelenggu,
serta ia dikumpulkan bersama syetan ditempat neraka yang paling bawah.
(al-hadist)
Perlu sekali
diketahui, hendaknya seseorang apabila hendak bersetubuh menjauhkan diri dari
pandangan orang lain. karena termasuk diharamkan bersetubuh dilihat orang lain.
termasuk dalam kategori ini adalah persetubuhan yang dilakukan ditempat
terbuka, tidak tertutup dari pandangan orang lain.
Disunnahkan
bagi orang yang hendak bersetubuh memulai dengan membaca Bismillahir rahmaanir
rahiim, dilanjutkan membaca surat AL Ikhlas, kemudian bertakbir dan bertahlil
(yakni membaca ALLOHU Akbar dan Laa ilaahaa illalloh). dilanjutkan membaca :
“BISMILLAHIL „ALIIYIL „ADHIMI ALLOHUMMA IJ”AL ANNUTHFATA DZURRIYYATAN
THOYYIBATAN IN KUNTA QODARTA AN TUKHRIJA DZAALIKA MIN SHULBII. ”
Artinya ;
“Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Allah, jadikanlah
sperma ini menjadi keturunan yang bagus kalau kehendaki keluar dari tulang
rusukku. ”
Rasululloh
S.A.W mengajarkan : “LAU ANNA AHADAKUM INNA ATAA AHLAHU QOOLA: ALLOHUMMA
JANNIBNISYSYAITHOONA WA JANNIBISYSYAITHOONA MAA ROJAQTANAA. ” (AL-HADIST)
Artinya; “Jika seorang diantara kamu bermaksud menyetubuhi istrinya , bacalah :
“ALLOHUMMA
JANNIBNISYSYAITHOONA WA JANNIBISYSYAITHOONA MAA ROJAQTANAA(WAHAI ALLOH
JAUHKANLAH AKU DARI SYAITAN DAN JAUHKANLAH SYAITAN DARI SUATU RIZQI YANG ENGKAU
BERIKAN KEPADA KAMI ). KARENA JIKA DALAM WAKTUPERSETUBUHAN ITU MENGHASILKAN
ANAK, MAKA SYETAN TIDAK AKAN MEMBAHAYAKANNYA.
Apabila telah
mendekati ejekulasi dan maka hendaknya membaca do‟a dalam hati yaitu
“ALHAMDULILLAHILLADZII KHOLAQO MINALMAAI BASYARON FAJA‟ALAHU NASABAN WASHIHRON
WAKAANA ROBBUKA QODIIRON “. artinya segala puji bagi Allah dzat yang telah
menciptakan manusia dari setetes air (sperma) lalu dia menjadikan dari setetes
air itu keturunan dan keluarga. dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Sewaktu bersetubuh hendaknya menghindari menghadap ke arah kiblat.
Hal itu semata untuk menghormati kiblat hendaknya dalam oersetubuhan antara
laki-laki dan wanita di tutup dengan selimut. hendaknya seorang istri jangan
berpuasa (sunnah) selain telah memperoleh ijin suaminya. kalaupun tetap berpuasa
tanpa mendapatkan ijinnya maka puasanya tidak di terima, kendati ia lapar dan
dahaga saja. seorang istri hendaknya pula jangan pula keluar rumah kecuali
memperoleh ijin suami. kalau terpaksa keluar rumah tanpa memperoleh ijinnya
maka para malaikat yang ada dilangit melaknatinya, demikian pula para malaikat
yang bertugas di bumi, malaikat rahmat dan malaikat juru siksa. hal itu terus
berlangsung hingga dirinya bertaubat atau kembali kerumahnya. bahaya itu akan
berlaku menimpa dirinya sekalipun suaminya seorang yang aniaya.
BAB 11
HIKAYAT
Abdullah
alwasiti bercerita bahwa pernah di arafah aku melihat seorang perempuan ia
berkata, “barang siapa mendapat petunjuk Allah maka takkan ada yang dapat
menyesatkanya, Barang siapa di sesatkan Allah maka tidak ada orang yang akan
menunjukanya “.
Tahulah aku bahwa wanita itu seorang tersesat jalan. aku bertanya.
”wahai perempuan dari mana asalmu?” ia menjawab “maha suci Allah Dzat yang
telah meng Isra‟ kan hambanya pada suatu malam dari masjidil haram ke masjidil
aqsho “.
Tahulah aku
bahwa perempuan itu berasal dari muqodas. aku bertanya :”untuk keperluan apa
kedatanganmu kemari?” ia menjawab:”diwajibkan oleh Allah atas manusia
menunaikan haji bagi orang yang mampu menempuh perjalananya”. aku bertanya:”kau
punya suami?” ia menjawab:”janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan dengan masalah ltu!”. ”apa kau bersedia naik unta ?”
tanyaku. ia menjawab:”perkara apa saja dari kebaikan yang kamu kerjakan maka
Allah mengetahuinya”. Manakala perempuan itu hendak menaiki kuda, ia berkata
:”katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar menundukKan pandangan mereka!
“.
Maka akupun
berpaling dari memandanginya. setelah berada di punggung kendaraan kembali aku
bertanya :”siapa namamu?” dan “ceritakanlah kisah mariam didalam Al Qur‟an ?”
jawabnya. “kau punya anak?” ia menjawab :”berwasiatlah ibrahim dengan milat itu
kepada anak-anaknya dan Yaqub “.
Akupun mengerti
bahwa ia mempunyai beberapa anak. aku melanjutkan pertanyaan : ”siapa nama
mereka ?”ia menjawab:”dan Allah berfirman kepada Musa dengan firman-firman-Nya.
dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (pilihan). Hai Dawud, sesungguhnya
kami menjadikan kamu kholifah di muka bumi”. (jadi nama anak-anak mereka adalah
Musa, Ibrahim, dan dawud).
Aku bertanya
:”ke daerah mana aku dapat menjumpai mereka ?” ia menjawab :” dan beberapa
tanda, dengan bintang mereka di beri petunjuk jalan “. akupun mengerti bahwa
perempuan itu termasuk salah seorang yang ada dalam rombongan pengendara
unta.Aku melanjutkan :”mariam beberapa hari ini kau belum makan apa-apa?” ia
menjawab : ” sesungguhnya aku bernadzar kepada Tuhan Arrahman untuk berpuasa.
Manakala aku
telah sampai ketempat anak-anaknya dan mereka melihat ibundanya mereka menangis
seketika, perempuan itu berkata:” salah seorang di antara kamu pergilah kekota
dengan membawa uang untuk berbelanja “.Aku bertanya kepada anak-anaknya tentang
ibundanya itu. mereka menjawab “sesungguhnya dia sudah tiga hari ini tersesat
jalan. ia bernadzar tidak akan berbicara apa-apa kecuali menggunakan bahasa Al
Qur‟an”. setelah itu aku bertanya kepada mereka, begitu melihat bahwa mereka
menangis semua.
mereka
menjawab:”sesungguhnya ia dalam keadaan nadzar”.Maka akupun buru-buru masuk
menjumpainya dan bertanya kepadanya mengenei keadaan yang di alami. perempuan
itu menjawab:”dan sakaratul maut datang dengan nyata “.
Setelah
kematiannya malamnya aku bermimpi bertemu dengan perempuan itu. aku
bertanya:”dimana kamu sekarang?” ia menjawab :”sesungguhnya orang-orang yang
bertaqwa di tempatkan dalam surga dan sungai-sungai, di tempat yang di senangi
di sisi Tuhan Yang Berkuasa “.
Diriwayatkan
dari Rosulullah S.A.W bahwa beliau bersabda :”sesungguhnya istri yang mentaati
suaminya di mohonkan ampunan oleh burung-burung yang terbang diudara, ikan-ikan
yang ada di air dan para Malaikat yang ada di langit, selagi istri itu berada
dalam keridloan suaminya “. (Al-hadits )
BAB 12
HIKAYAT
Di baghdad ada
seorang laki laki menikah dengan anak puteri pamannya sendiri. Dalam pernikahan
itu ia berjanji tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. Suatu hari ada
seorang perempuan datang (belanja) ke tokonya. Ia meminta lelaki itu untuk
menikahi dirinya. Lelaki itupun bercerita apa adanya, bahwa dia telah mengikat
janji dengan istrinya (anak pamannya)untuk tidak akan kawin lagi dengan wanita
lain.Tetapi perempuan itu terus mendesak dirinya, hingga dirinya rela sekalipun
hanya di gilir pada hari jum‟at. Lelaki itupun menikahinya.
Masa itu telah
berlalu, hingga sampai memasuki kedelapan bulan dalam pernikahannya dengan
wanita lain, isterinya mulai curiga. Ia tidak menyukai tingkah suaminya yang
mulai tidak beres. Ia memerintahkan pembantunya supaya menyelidiki suaminya.
Menjelang hari
jum‟at, suaminya keluar, isterinya meminta pembantunya untuk mengawasi dari jauh,
ke mana tujuannya. Ternyata ia masuk kerumah seorang perempuan. Pembantu tadi
terus malakukan penyelidikan Ia bertanya kepada salah seorang tetangga
perempuan itu. Jawabnya, bahwa lelaki itu telah menikahinya beberapa bulan yang
lalu. Tuan puterinya di beritahu bahwa, suaminya telah menikah lagi dengan
perempuan lain. Ia berkata:”Kamu jangan menyebarkan rahasia ini kepada
siapapun”.
Manakala lelaki
itu telah mati (yakni suami dari isteri anak pamannya) Ia mengutus pembantunya
supaya mengantarkan uang sebanyak 500 dinar kepada isterinya yang kedua.
”Pergilah kerumahnya dan katakan kepadanya :”Semoga Allah menambah pahalamu
menjadi lebih besar. Sesungguhnya suamimu telah mati. Ia meninggalkan uang
sebanyak 8000 dinar. Yang tujuh ribu dinar diberikan kepada anaknya. Yang 1000
dinar lagi dibagi dua antara aku dan kamu. ”
Ketika isteri
mudanya mendapat penjelasan itu, ia menolak pemberian uang dari isteri tua. Ia
berkata kepada pembantunya:”Kembalikan uang itu padanya. Aku tidak akan
mengambil maskawin daripadanya, dan aku tidak ingin mengambil tinggalan apapun
dari padanya. ”
Tersebut dalam
riwayat, kelanjutan hadits diatas : “AYYUMAMRA-ATIN „ASHOT ZAUJAHAA FA‟ALAIHAA
LA‟NATULLAAHI WAL MALAAIKAATIWANNAASI AJMA‟IINA”. (al hadits) “Mana saja isteri
yang berbuat durhaka kepada suaminya, maka ia memperoleh laknat Allah, para
malaikat, dan semua manusia”.
Imam Ali bin
abu thalib berkata : ”Aku mendengar Rasulullah bersabda : ”Seandainya seorang
isteri membawa makanan yang di goreng dan yang di rebus di kedua tangannya
lalu, diletakkan (disiapkan)untuk suaminya, tetapi suaminya tidak meridhoinya,
maka dihari kiamat kelak isteri itu akan di kumpulkan bersama golongan Yahudi
dan Nashrani. (al hadits) Abdullah bin mas‟ud mengatakan bahwa, aku mendengar
Rasulullah bersabda : “AYYUMAA IMRA-ATIN DA‟AAHAA ZAUJUHAA ILAA FIRAASYIHI
FAS.A.WWAFAT BIHI hATTA YANAAMA FAHIYA MAL‟UUNAH”. (al hadits) “Mana saja
isteri yang di ajak suaminya bersetubuh, lalu ia mengulur ngulur waktu hingga
suaminya tertidur, maka ia terlaknat”.
Dalam
kelanjutan hadits di katakan: ”Mana saja isteri yang bermuka masam di depan
wajah suaminya maka ia berada dalam kemurkaan Allah hingga ia tersenyum kembali
dan berusaha meminta keridhoannya. Dan mana saja isteri yang keluar rumahnya
tanpa mendapat restu suaminya maka ia dilaknati para malaikat hingga kembali”.
Abdurrahman bin
„auf mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah bersabda: “AYYUMAMRA-ATIN „ABASAT
FII WAJHI ZAUJIHAA ILLAA QAAMAT MIN QABRIHAAMUSWADDATALWAJHI”. (al hadits)
“Mana saja isteri yang bermuka masam di depan suaminya, kelak ia di bangkitkan
dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam”.
Dari „usman bin
„affan Ra berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “MAA KHARAJAT
IMRA-ATUMMINBAITI ZAUJIHAA BI GHAIRI IDZNIHI ILLAA LA‟ANAHAA KULLU SYAI-IN
THALA‟AT „ALAIHISYSYAMSU HATTAL HIITAANI FIL BAHRI. ” “Tidaklah seorang isteri
keluar dari rumah suaminya tanpa mendapat restunya, kecuali dilaknati oleh
segala sesuatu yang tersiram matahari, hingga termasuk ikan ikan yang ada
dilaut”. (al hadits)
BAB 13
Ummul mu‟minin „aisyah
ra berkata : “YAA MA‟SYARANNISAA LAU TA‟LAMNA BI HAQQI AZWAAJIKUNNA „ALAIKUNNALAJA‟ALATILMARATU
MINKUNNA TAMSAhULGHUBAARA „AN QADAMA ZAUJIHAA BUhURRI WAJHIHAA”(al hadits) “
Wahai kaum wanita, seandainya kamu akan mengetahui hak-hak suamimu atas dirimu,
niscaya kamu akan bersedia membersihkan debu ditelapak kaki suaminya dengan
sebagian wajahnya”.
Tersebut dalam
riwayat Al Bazzar dari „aisyah ra bahwa beliau berkata : “Aku bertanya kepada
rosulullah S.A.W “Siapa orang yang paling besar hakhaknya atas wanita?. Beliau
menjawab:”Suaminya”. Aku melanjutkan:”siapa orang yang paling besar hak-haknya
atas seorang laki laki?”. Beliau menjawab”Ibunya”.
Rasullullah
S.A.W bersabda :”Ada tiga macam orang yang mana Allah tidak berkenan menerima
sholatnya, kebajikannya tidak dibawa naik kelangit.Yaitu :
1) Budak yang
lari dari tuannya hingga kembali,
2) Isteri yang
di marahi suaminya hingga mendapat ridhonya ;
3) Pemabuk
hingga sadar (dari mabuknya). Riwayat Ibnu huzaimah, ibnu hibban dan al
baihaqqi dari jabir.
Rasulullah bersabda ketika mengingatkan kaum wanita (isteri):”IDZAA
QAALATIL MAR-ATU LIZAUJIHA MAA RA-AITU MINKA KHAIRUNQATHTHU FAQAD hABITHA „AMALUHA””.
“Apabila seorang istri berkata pada suaminya :”Sama sekali aku tidak pernah
melihat kamu berbuat baik”.
Maka benar
benar telah terhapuslah amalnya”. (riwayat ibnu adi dan ibnu „asakir dan „aisyah)
Thalhah bin
ubaidillah ra mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullahbersabda :
“AYYUMAMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA MAA RA AITU MINKA KHAIRAN QUTHTHA ILLAA
AYASAHALLAAHU TA‟AALAA MIRRAhMATIHI YAUMALQIYAAMATI” “Mana saja perempuan
(isteri) yang berkata pada suaminya : Sama sekali aku belum pernah melihat
engkau berbuat baik”, Kecuali Allah memutuskan rahmat baginya kelak di hari
kiamat”. (al hadits)
Rasulullah
bersabda : ”Mana saja istri yang menuntut cerai suaminya tanpa ada perkara yang
memperbolehkannya sama sekali (yakni alasan yang jelas), maka haram baginya
menikmati bau harumnya sorga (yakni terhalang penciumannya pada bau sorga).
(diriwayatkan oleh Ahmad, abu daud, At turmudzi, Ibnu Mahaj, Ibnu Hibban, Al
hakim dari tsauban).
Abu bakar As
sidiq Ra mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:”Apabila
seorang istri berkata pada suaminya :”Ceraikanlah aku “, Maka kelak dihari
kiamat ia datang dengan membawa wajah tanpa terbalut daging, sementara lidahnya
menjulur keluar dari langit langit mulut dan ia turun menuju tengah-tengah
jurangnya neraka, kendati ia selalu berpuasa dan beribadah di waktu malamnya”.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”INNALLAAHA LAA YANDZURU ILAA IMRAATIN LAA TASYKURU ZAUJAHAA.”.
“Sesungguhnya Allah tak mau memperhatikan seseorang istri yang tidak mau
bersyukur kepada suaminya”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”LAA YANDZURULLAAHU TABAARAKA WATA‟AALAA ILAA IMRA-ATIN LAA
TASYKUR LIZAUJIHAA WAHIYA LAA TSTAGHNII „ANHU”. “Allah tidak mau memperhatikan
seseorang istri yang menolak bersyukur kepada suaminya, padahal ia tetap
membutuhkan suaminya”.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda “Seandainya
seorang istri mempunyai Kekayaan seperti yang dikuasai Sulaiman bin daud, dan
suaminya ikut makan hartanya Itu, kemudian istrinya berkata kepadanya:”Mana
harta milikmu !!”, kecuali Allah akan menghapus amalnya (amal istri) selama
empat puluh tahun”.
Usman bin „affan
berkata, aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”Seandainya seorang istri
mempunyai sejumlah harta kekayaan sebanyak isi dunia dan memberikan Semua
kekayaan itu pada suaminya, dan setelah berlalu beberapa Saat lalu di
ungkit-ungkitnya, kecuali Allah akan menghapus semua amalnya dan akan
mengumpulkannya bersama dengan Qorun”.
BAB 14
PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI
Rasulullah
bersabda :”AWWALU MAA TUS-ALUL MAR-ATU YAUMAL QIYAAMATI „ANSHOLAATIHAA WA‟AN BA‟LIHAA”
(al hadits) “Pertama kali yang di pertanyakan kepada seorang isteri pada hari
kiamat adalah tentang sholatnya dan suaminya”.
Rasulullah
bersabda:”Permulaan yang di perhitungkan dari seseorang lelaki (suami) adalah
mengenai shalatnya, kemudian tentang istrinya dan perkaraperkara yang di
kuasainya. Jika pergaulannya bersama mereka baik dan lelaki itu berlaku baik
kepada semuanya, maka Allah berbuat bagus kepadanya. Dan permulaan perkara yang
di perhitungkan (yakni dihisab)bagi perempuan adalah tentang shalatnya kemudian
tentang hak-hak suaminya. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda kepada istrinya:”Dimana engkau mempunyai kewajiban kepada
suamimu?. Istri beliau menjawab : Aku tidak akan berbuat lalai dalam
melayaninya, kecuali terhadap hal-hal yang kurasa atidak mampu kulakukan.
Rasulullah S.A.W pun melanjutkan :”Bagaimanapun kamu bergaul bersamanya maka
sesungguhnya suamimu adalah sorga dan nerakamu”. (al hadits).
Tersebut dalam
riwayat, bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Ada empat macam wanita yang masuk sorga dan
empat macam wanita yang lain masuk neraka. Diantaranya empat macam wanita yang
masuk sorga adalah, istri yang memelihara kesucian (kehormatan dirinya ),
menaati perintah Allah dan menaati suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah
menerima pemberian sedikit bersama suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau
suaminya tidak ada ditempat (sedang pergi) ia memelihara dirinya dan harta
suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia mengekang lisannya.
Yang lain
adalah isteri yang ditinggal mati suaminya, ia mempunyai anak banyak tetapi ia
menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya, memelihara mereka berlaku baik
pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir jika menyia-nyiakan
anak-anaknya itu.
Adapun empat
wanita yang lain yang di tetapkan masuk neraka adalah, istri yang berlisan
buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia tidak menjaga kehormatan
dirinya, kalau suaminya berada dirumah lisannya terus mencerca dengan kata-kata
yang buruk, dan isteri yang membebani suaminya dengan beban yang tidak sanggup
dipikulnya, dan isteri yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia
keluar rumah dengan dandanan yang berlebihan, dan isteri yang tidak mempunyai
aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk
melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan rasulNYA dan tidak berusaha
menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang terlaknat,
termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat. (al hadits)
Kata Sa‟ad bin
waqash, aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”Sesungguhnya seorang istri
jika tidak membesarkan hati suaminya sewaktu mengalami kesempitannya, maka
Allah akan melaknatnya dan begitu pula para malaikat semuanya ikut melaknat
dirinya. (al hadits) Salman Al farissi mengatakan bahwa aku mendengar
Rasulullah S.A.W bersabda:”MAA NADZARATIMRA-ATUN ILAA GHAIRI ZAUJIHAA
BISYAHWATIN ILLAA SUMMIRAT „AINAHAA YAUMANLQIYAAMATI. (al hadits)“Tidaklah
seoarang istri yang memperhatikan lelaki yang bukan suaminya di sertai syahwat,
kecuali kedua matanya kelak di hari kiamat akan di butakan”.
Abu ayyub Al
anshari mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda : ”Dilangit
dunia, Allah menciptakan (menempatkan tujuh puluh ribu malaikat, d imana mereka
melaknati setiap isteri yang menghianati suaminya dalam penggunaan hartanya. Di
hari kiamat kelak mereka dikumpulkan bersama para tukang sihir, para dukun,
kendati sepanjang hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya”. (al hadits)
Kata mu‟awiyah,
sesungguhnya aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W besabda: ”AYYUMAA IMRA-ATIN
AKHADZAT MIN MAALIN ZAUJIHAA BIGHAIRI IDZNIHI ILLA KAANA „ALAIHAA WIZRUU SAB‟IINA
ALFA SAARIQ”. “Mana saja seorang isteri yang mengambil harta suaminya, tanpa
seizinnya kecuali dirinya mendapat tujuh puluh dosanya pencuri”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Allah mengharamkan setiap orang msuk sorga sebelum aku, hanya
saja melihat dari sebelah kananku seorang perempuan yang mendahului aku menuju
pintu sorga. Aku bertanya “Bagaimana perempuan ini mendahuluiku? Dijawab:”Hai
Muhammad, dia adalah perempuan yang bagus. Ia mempunyai anak-anak yatim tetapi
ia bersabar merawat mereka hingga mencapai usia beligh. Lalu dia bersyukur
kepada Allah terhadap semua itu”. (al hadits)
BAB 15
Umar bin khatab
mengatakan, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda : ”AYYUMAA IMRA-ATIN RAFA‟AT
SHAUTAHAA „ALAA ZAUJIHAA ILLAA LA‟ANAHAA KULLU SYAI-IN THALA‟AT „ALAIHI SYAMSU
“. (AL HADITS) “Mana saja isteri yang memperkeraskan suaranya kepada suaminya
kecuali dilaknat oleh segala sesuatu yang tersinar oleh sinar mentari. (al
hadits)
Abu dzar
mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda : ”Sesungguhnya
kalaupun seseorang isteri beribadah seperti ibadahnya para malaikat dan manusia
yang ahli ibadah. Kemudian ia membuat keprihatinan kepada suaminya karena
masalah nafkah, kecuali pada hari kiamat ia dating sementara tangannya
terbelenggu pada leher dan kakinya terikat, mulutnya dirobek, wajahnya pucat
dan dirinya digantung oleh malaikat yang sangat keras seraya diseret menuju
neraka”. (al hadits)
Salman Al farisi mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W
bersabda: ”Mana saja isteri yang bersolek dan mengenakan wewangian, keluar
rumah tanpa mendapat izin dari suaminya, maka sesungguhnya dia berjalan dalam
kemurkaan Allah dan kebencianNYA hingga kembali”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”AYYUMAMRA-ATIN NAZA‟AT TSIYAABAHAA FII GHAIRI BAITIHAA
KHARAQALLAAHU „AZZA WAJALLA „ANHAA SITRAHU”(rawahu ahmad dan thabrani dan hakim
dan baihaqi) “Mana saja isteri yang menukar pakaiannya dilain rumah dengan
maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain, maka Allah pasti merobek
penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya ) . (dari ahmad thabrani
al-hakim dan al baihaqi)
Tersebut dalam
riwayat Al hakim bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya kepada Nabi S.A.W,
katanya:”Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku, karena itu jelaskan
kepadaku apa saja hak-hak suamiatas istrinya. Jika hak-hak itu sanggup aku
jalani niscaya aku siap menikah.
Rasulullah
S.A.W menjawab:”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya mengalir
darah atau nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup
menunaikan hak-haknya. Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang
lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”.
Wanita itu berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku
tak akan menikah”.
Tersebut dalam
riwayat diberitakan oleh Aisyah Ra bahwa, ada seorang perempuan datang
menghadap Nabi S.A.W seraya berkata:”Hai Rasulullah, aku ini seorang wanita
yang masih muda. Baru-baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka
menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu? ”Rasulullah
S.A.W mwnjawab:”Sekiranya mulai dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh
penyakit bernanah, lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu
belum terbilang memenuhi rasa syukur terhadap suami”. Perempuan muda itu
berkata:”Kalau begitu pantaskah aku menikah?”. Rasulullah S.A.W
berkata:”Sebaiknya menikahlah karena menikah itu baik”.
Tersebut dalam
riwayat At thabrani:”Sesungguhnya seorang istri terhitung belum memenuhi
hak-hak Allah ta‟ala sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya keseluruhan.
Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung
onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang di maksud
meminta dirinya adalah meminta untuk melayani seksual suaminya). (Al hadits)
Ibnu Abbas Ra
mengatakan, ada seorang perempuan dari kats‟am menghadap Rasulullah S.A.W,
katanya:”Aku ini seoarang perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud
menikah. Sesungguhnya apa sajakah hakhak suami itu? Beliau menjawab:”Apabila
suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara waktu itu istrinya
masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya.
Diantara hak
suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya
kecuali mendapat izin dari suaminya. Kalau ia tetap melakukan perbuatan itu,
maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya. Diantara hak suami
yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin
dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan
dahaga, puasanya tidak diterima. Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa
memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali
dan bertaubat”. (Al hadits)
Ali Ra
mengatakan, aku berkunjung kepada Nabi S.A.W bersama Fatimah Ra. Sampai dirumah
beliau, kujumpai sedang menangis terisak isak, Aku bertanya: ”Bapak dan Ibuku
menjadi tebusan atas kesedihanmu, wahai Rasulullah, apa sebenarnya yang
menyebabkan engkau menangis seperti itu?”. Rasulullah menjawab: ”Hai Ali pada
malam ketika aku di isra‟kan kelangit, kulihat berbagai macam kaum wanita dari
umatku di siksa dineraka dengan berbagai macam siksaan, Melihat hal itu aku
menangis lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada mereka. Aku melihat
ada wanita yang digantung dengan rambutnya dimana otaknya mendidih.
Aku melihat
lagi wanita yang di gantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih dituangkan
ke tenggorokannya. Aku juga melihat wanita yang kedua kakinya dipasung hingga
susu dan kedua tangannya terbelenggu pada ubun-ubunnya. Sementara Allah
memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya. Aku juga melihat wanita yang
digantung dengan kedua susunya. Aku melihat pula wanita berkepala babi dan
berbadan keledai, ia mengalami beribu-ribu siksaan.
Aku melihat
wanita yang berbentuk(berupa) anjing, sementara api neraka membakar dirinya
masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para
malaikat memukulimya dengan godam yang panas.
Mendengar semua
itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata: ”Wahai Kekasihku dan permata
hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga
mengalami siksaan seperti itu?”. Rasulullah menjawab: ”Wahai putriku perempuan
yang digantung menggunakan rambutnya sendiri adalah disebabkan ia tidak menutup
rambutnya dari
pandangan lelaki lain. Perempuan yang di gantung menggunakan lidahnya
disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya. Perempuan yang digantung
menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur suaminya (dia
bersetubuh dengan lelaki lain). Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada
kedua susu dan kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya, sementara Allah
memerintah ular dan kalajengking untuk menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi
jinabat, tidak mandi setelah haid danmeremehkan sholat. Perempuan yang
berkepala babi dan berbadan keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu
lagi pendusta.
Adapun
perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya masuk melalui
mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia perempuan yang
suka mengungkit ungkit (pemberian kepada suaminya)lagi berhati dengki. Wahai
putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat (durhaka) kepada suaminya”. (Al
hadits)
Singkatnya
bahwa kedudukan suami bagi istrinya Jika dimisalkan seperti kedudukan orang tua
atas anak-anaknya, Sebab ketaatan anak terhadap orang tuanya dan usaha anak
mencari keridhaan orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya kewajiban itu tidak
berlaku bagi suami.
BAB 16
PERKARA PENTING
Tersebut dalam
riwayat dari Abu Hurairah Ra, katanya, suatu hari Rasulullah S.A.W menjenguk
putrinya, Fathimah-. Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang
menggiling tepung sambil menangis. Rasulullah bertanya:”Kenapa menangis,
Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. Fathimah
menjawab:”Bapak, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku
hanya menangisi kesibukanku dirumah yang datang silih berganti”. Rasulullah
kemudian mengambil tempat duduk disisinya. Fathimah berkata:”Bapak demi
kemulyaanmu, mintakanlah kepada Alli supaya membelikan seorang budak untuk
membantu pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan
rumah”.
Manakala
Rasulullah S.A.W selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit dari
duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut segenggam
biji-bijian gandum dimasukkan kepenggilingan. Dan mebaca “BISMILLAHIR RAHMANIR
RAHIIMI” Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah. Beliau terus
memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling tiu terus berputar dengan
sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak di pahami manusia. Hal
itu terus berajalan hingga biji-bijian itu habis.
Rasululah S.A.W
bersabda kepada alat penggilingan itu: ”Berhentilah dengan ijin Allah”.
Seketika alat itu berhenti. Ia berkata seraya mengutip ayat Al Qur‟an: ”HAi
orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka,
Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah
terhadap yang diperintahkanNYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang
diperintah”. (Qs At Tahrim 6)
Merasa takut
jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, demikian tiba tiba batu itu
berbicara dengan ijin Allah. Ia berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih.
Selanjutnya batu itu Berkata:”Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu
dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk
menggiling biji-bijian yang ada diseluruh jagat Timur dan Barat, niscayaakan
kugiling seluruhnya‟. Dan aku mendengar pula bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Hai
batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan
untuk membangun gedung Fathimah disorga”. Seketika itu batu penggiling itu
sangat bahagia dan berhenti.
Nabi S.A.W
bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau Allah berkehendak, hai Fathimah,
niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi
Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus
keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu. Hai Fathimah mana saja
seoarang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali
Allah mencatat baginya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang
tergiling, Dan menghapus keburukkannya serta meninggikan derajatnya.
Hai Fathimah
mana saja istri yang berkeringat disisi alat penggilingannya karena membuatkan
bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan
neraka sejauh tujuh hasta. Hai Fathimah mana saja seorang istri yang meminyaki
rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali
Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang
memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparandan seperti pahalanya
orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.
Hai Fathimah
mana saja istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak
mencegahnya(tidak memberi kesempatan baginya) Untuk minum air dari telaga
Kautsar besok di hari kiamat. Hai Fathimah tetapi yang lebih utama dari pada
itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak
meridhoimu, tentu aku tidak akan mendoakan dirimu”. “Bukankah engkau mengerti,
hai Fathimah, bahwa keridhoan suami itu menjadikan sebagian dari keridhoan
Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.
Hai Fathimah,
manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan ampunan
untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dn seribu
keburukannya di hapus. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang
melahirkan)maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya
orang orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila telah melahirkan dirinya
terbebas dari segala dosa seperti keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh
ibunya”.
“Hai Fathimah,
mana saja istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya
terbebas dari dosa-dosanya bagaikan pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia
keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai
kuburnya sebagai pertamanan sorga, Allah memberinya pahala seperti pahala
seribu orang yang naik haji dan berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan
ampun padanya sampai hari kiamat”.
“Mana saja
seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, di sertai hati
baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua
dosa-dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian berwarna
hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan
seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi
haji dan umrah”. “Wahai Fathimah mana saja seorang istri yang tersenyum manis
di muka suaminya, kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh mendapat
rahmat.
Hai Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur
bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang di tujukan
kepadanya dari balik langit: Hai perempuan menghadaplah dengan membawa amalmu,
sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang datang”.
“Wahai
Fathimah, mana saja seorang istri yang meminyaki rambut suaminya demikian juga
jenggotnya memangkas kumisnya dan memotong kukukukunya, Kecuali Allah kelak
memberi minum padanya dari “RAHIQIM MAKHTUM”(tuak yang tersegel)dan dari sungai
yang terdapat di sorga. bahkan Allah akanmeringankan beban sakaratulmaut, kelak
dirinya akan menjumpai kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya terbebas
dari neraka dan mudah melewati shirath(titian)”.
Pengertian,
yang dimaksud “RAHIQ” adalah “AL-KHAMRU ASYSYAFIYATU ATHTHAYYIBATU”, yakni arak
yan jernih lagi sangat bagus. Sedangkan makna “MAKHTUM”adalah. ”AL-MAMNU‟MIN AN
TAMASSAHU YADUN ILAA AN YAFUKKAL ABRAARU KHATMAHU”, yakni tercegah dari
penjamahan tangan hingga orang -orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa
barang yang disegel jauh lebih baik ketimbang barang yang mengalir.
Diriwayatkan
dari ibnu mas‟ud ari Nabi S.A.W bahwa beliau besabda:”IDZAA GHASALATIL MAR-ATU
TSIYAABA ZAUJIHAA KATABALLAHU LAHAA ALFA HASANATIN WAGHAFARA LAHAA ALFA
SAYYI-ATIN WARAFA‟A LAHAA ALFA DARAJATIN WASTAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN THALA‟AT
„ALAIHISY-SYAMSU”. (AL HADITS)
“ketika seorang
istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh
seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya. meninggikan seribu kali
derajat untuknya dan semua barang yang berada di bawah siraman mentari
memohonkan ampun untuknya”. Aisyah RA mengatakan : Suara penenunan yang
dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fi
sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi pakaian suaminya dari hasil
tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu kali kebajikan.
Nabi S.A.W
bersabda:”MANISTARAA LI‟IYAALIHI SYAI-ANTSUMMA hAMALAHU BIYADIHI ILAIHIM
THALLAAHU „ANHU DZUNUUBA SAB‟IINA SANATAN”. “Barang siapa yang membuat gembira
hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis karena takut kepada Allah
maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka”.
Rasulullah
bersabda:”Barang siapa yang membuat gembira hatinya seorang wanita, seakan akan
menangis karena takut kepada Allah. Dan barang siapa menagis karena takut pda
Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk kedalam api neraka”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:‟Suatu rumah yang mana didalamnya terdapat anak anak perempuan,
maka setiap hari Allah menurunkan dua belas rahmat dan tidak henti hentinya di
kunjungi malaikat. Dan bagi kedua orang tuanya setiap hari dan malam dicatat
seperti ibadah selama tujuh puluh tahun”.