Aku mengagumi pagi
Dan kau mendamba senja
Kita, dua beda yang dipisahkan gemuruh siang
Dan aku masih mendekatimu diantara Aamiin-aamiin sepertiga malam.
Aku hanya menggantungkan permohonan ini setiap malam dan berharap akan mendapatkan yang terbaik.
Aku mencintaimu wahai senja.
Tapi nampaknya, kau tidak butuh seseorang sepertiku yang mengagumi pagi ini.
Kau hanya menganggapku sebagai Teman untuk melengkapi waktu matahari berputar waktu siang hari.
Mencintai adalah Takdir, dan Menikah adalah Nasib.
Dan aku tak tahu apakah akuaku hanya akan sampai tahap mencintaimu, atau sampai pada nasibku, yaitu menikah denganmu.
Ingat! kita dipertemukan untuk suatu alasan.
Apakah hanya akan sekedar teman seagama ataupun sebagai teman hidupmu yang mendampingimu sampai akhir masa jodoh kita, membangun keluarga yang diridoi oleh Allah, dan menjadi sandaranmu kapanpun dan bagaimanapun keadaanmu kelak.
Jika memang kau akan menjadi Teman dalam hidupku, maka aku akan menandai seluruh hembusan nafasku dan denyut nadiku untuk selalu mengabdi kepadamu, aku akan menjadikanmu satu-satunya Imam Solat dan Imam keluargaku, menjadikan ayah untuk anak-anak kita dan membuatmu menjadi seorang lelaki yang berbahagia karena telah memilihku sebagai pendampingku. Begitupun denganku, yang tulang rusukmu ada bagiannya dalam tubuhku. Aku akan menjadi istri yang selalu berbakti kepadamu dan menjadii sumber ilmu dasn intelektual untuk anak-anak kita, dan aku akan menjadi istrimu satu-satunya.
Dear, Calon suamiku yang diam-diam aku selalu mendoakanmu setiap aku bermuajahah dengan Tuhan kita.
Dan kau mendamba senja
Kita, dua beda yang dipisahkan gemuruh siang
Dan aku masih mendekatimu diantara Aamiin-aamiin sepertiga malam.
Aku hanya menggantungkan permohonan ini setiap malam dan berharap akan mendapatkan yang terbaik.
Aku mencintaimu wahai senja.
Tapi nampaknya, kau tidak butuh seseorang sepertiku yang mengagumi pagi ini.
Kau hanya menganggapku sebagai Teman untuk melengkapi waktu matahari berputar waktu siang hari.
Mencintai adalah Takdir, dan Menikah adalah Nasib.
Dan aku tak tahu apakah akuaku hanya akan sampai tahap mencintaimu, atau sampai pada nasibku, yaitu menikah denganmu.
Ingat! kita dipertemukan untuk suatu alasan.
Apakah hanya akan sekedar teman seagama ataupun sebagai teman hidupmu yang mendampingimu sampai akhir masa jodoh kita, membangun keluarga yang diridoi oleh Allah, dan menjadi sandaranmu kapanpun dan bagaimanapun keadaanmu kelak.
Jika memang kau akan menjadi Teman dalam hidupku, maka aku akan menandai seluruh hembusan nafasku dan denyut nadiku untuk selalu mengabdi kepadamu, aku akan menjadikanmu satu-satunya Imam Solat dan Imam keluargaku, menjadikan ayah untuk anak-anak kita dan membuatmu menjadi seorang lelaki yang berbahagia karena telah memilihku sebagai pendampingku. Begitupun denganku, yang tulang rusukmu ada bagiannya dalam tubuhku. Aku akan menjadi istri yang selalu berbakti kepadamu dan menjadii sumber ilmu dasn intelektual untuk anak-anak kita, dan aku akan menjadi istrimu satu-satunya.
Dear, Calon suamiku yang diam-diam aku selalu mendoakanmu setiap aku bermuajahah dengan Tuhan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar